“A STUDENT EXCHANGE PROGRAM 2015”
DELEGASI
DARI STIKES SANTO BORROMEUS
KE
BOROMARAJONANI COLLEGE OF NURSING,
SURAT THANI, THAILAND
Hal yang menakjubkan kembali pada tahun 2015 ialah ketika
pada tanggal 19-25 juli 2015 saya diberikan kesempatan dan anugerah Tuhan untuk
menjadi delegasi Indonesia khususnya kampus saya untuk mengikuti Student Exchange Program to
Boromarajonani College of Nursing,
Surat Thani, Thailand. Suatu kebanggan tersendiri bagi saya karena saya dapat
berdiri bersama 7 pemuda/pemudi lainnya sebagai Duta Muda Indonesia dan
mempromosikan kebudayaan Indonesia kepada dunia. Sejak saya kecil saya sudah
sering mendengar banyak teman-teman saya yang bepergian dengan menggunakan
pesawat, saya juga ingin sekali naik pesawat maka sejak SD saya sudah berjanji
pada diri saya sendiri dan kepada ibu saya di SOS bahwa suatu saat nanti
penerbangan pertama saya akan ke luar negeri dan Puji Tuhan saya berhasil
mewujudkan mimpi itu, penerbangan pertama saya memang ke luar negeri tepatnya
ke Negara Thailand untuk mengikuti Student
Exchange Program ke
Boromarajonani College of Nursing
Surat Thani.
Sesuai
dengan Visi dari STIKes Santo Borromeus yaitu “Menjadi Institusi Pendidikan
Tinggi kesehatan bermutu yang menghasilkan insan berwawasan global dan
berbelarasa demi keluhuran martabat manusia serta keutuhan alam ciptaan” dan
salah satu Misi dari STIKes Santo Borromeus yaitu “membina dan mengembangkan
jejaring kemitraan baik didalam maupun di luar negeri” maka STIKes Santo
Borromeus banyak bekerjasama dengan institusi mitra kerjasama baik dari dalam
negeri maupun dari luar negeri yaitu Nanyang Polytechnic International PTE LTD
di Singapura, Boromarajonani College of Nursing di Suratthani, Thailand dan
University of Tasmania di Hobart, Australia dan akan terus mengembangkan
kerjasama dengan negara lain sebagai sarana pembelajaran, pelatihan bagi para
dosen, penelitian dan pengembangan institusi yang semata-mata demi menghasilkan
mutu lulusan terbaik sehingga diharapkan mampu untuk bersaing dan berdaya guna
bagi dirinya, orang tua, orang lain dan kemajuan bangsa Indonesia. Untuk hal
tersebut, STIKes Santo Borromeus memiliki salah satu program unggulan
kemahasiswaan yaitu Program Pertukaran Pelajar atau Student Exchange Programme
to Boromarajonani College of Nursing,
Suratthani, Thailand. Selain Student
Exchange Programme to
Boromarajonani College of Nursing
Suratthani, STIKes Santo Borromeus juga mengadakan kerjasama dengan Universitas
Katholik Parahyangan Bandung untuk mengirimkan salah seorang mahasiswa setiap
tahunnya untuk menghadiri sebuah workshop
keperawatan di Hiroshima University
di Jepang. Sungguh, hal tersebut benar-benar membuktikan eksistensi, konsistensi
dan komitmen yang besar dari STIKes Santo Borromeus untuk mencetak mutu lulusan
terbaik yang siap untuk bersaing di dunia yang semakin global dimana tidak ada
batasan lagi antara ruang dan waktu. STIKes Santo Borromeus ingin agar para
mahasiswanya tidak hanya pandai dalam teori namun juga terampil dalam praktik
dan mampu mengembangkan potensi yang ada dengan mengasah skill yang dimiliki oleh para mahasiswanya.
Pertama
kali ikut seleksi saya dihadapkan oleh deadline
pengumpulan paper yang sangat
mepet waktunya. Pada waktu itu saya juga harus membagi waktu secara cermat
antara belajar untuk UAS dan kondisi kesehatan yang sedang kurang fit. Akhirnya dalam waktu < 4 hari saya
menyelesaikan paper mengenai
kebudayaan. Yang terlintas di pikiran saya pertama kali untuk ikut seleksi ini
adalah saya ingin membuat bangga Ibu saya di SOS, SOS Children’s Villages dan tentunya membanggakan para sponsor dan
donatur yang telah membiayai hidup dan kuliah saya, saya juga ingin menjadi
inspirasi bagi anak-anak SOS lainnya untuk berani bermimpi dan mewujudkan
impian mereka, makanya secara diam-diam tanpa sepengetahuan Ibu saya di SOS dan
tanpa sepengetahuan SOS saya mengikuti seleksi program ini hingga akhirnya saya
lolos seleksi.
Keseluruhan seleksi tersebut
menggunakan Bahasa Inggris. Seleksi
tersebut dibagi dalam dua babak seleksi yakni
- Seleksi IPeserta diberi tugas untuk membuat paper mengenai budaya karena tema dari kegiatan ini ialah mengenai pertukaran budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan di kedua negara. Paper tersebut kemudian dibuat dalam bentuk Power Point kemudian di presentasikan di hadapan peserta lain dan dewan juri yakni Sr. Sofia Gusnia Saragih, CB, BSN, M.Kep selaku Ketua STIKes Santo Borromeus, Ibu Cindiana Cecilia, SS selaku PUKET III Bidang Kemahasiswaan STIKes Santo Borromeus dan Ibu Tina Shinta Parulian, M.Kep, Ns.Sp.Kep.An selaku Dosen. Dalam babak ini lebih menekankan aspek Public Speaking, pembawaan diri serta penyampaian informasi yang diberikan oleh peserta sehingga informasi yang diberikan dapat di terima baik oleh seluruh audience sedangkan penilaian paper hanya sebagai nilai tambah bagi peserta. Babak ini untuk menentukan siapakah yang akan lolos ke tahap berikutnya yakni babak 16 besar.
- Seleksi IIPeserta diberi tugas untuk kembali membuat paper mengenai budaya yang ada di kampus dan apa saja dari budaya tersebut yang ingin dibawa ke Thailand. Pada babak ini masing-masing peserta dibagi dalam 3 group dimana metode dalam penilaian kali ini adalah Interview. Dalam babak ini peserta akan ditanya sejumlah pertanyaan seperti
- apa saja motivasi untuk mengikuti kegiatan ini?
- apa kontribusi bagi STIKes Santo Borromeus setelah anda terpilih untuk ikut dalam kegiatan ini?
- apa persiapan anda untuk terbang ke Thailand?
- Apa yang anda cari selama berada disana? Anda mau mendapatkan apa disana?
- Jika seandainya anda tidak terpilih untuk mengikuti kegiatan ini lantas hal apa yang akan anda lakukan dan apakah anda akan tetap berkontribusi untuk kampus ini?
- Jika seandainya anda tersesat dalam sebuah tempat yang anda sendiri pun tidak mengenal situasi dan kondisi serta letak tempat tersebut, apa yang akan anda lakukan?DllDalam babak ini, peserta akan langsung akan dipilih 8 orang yang lolos untuk terbang ke Thailand dan mengikuti program pertukaran pelajar ini. setelah seleksi telah usai dilakukan, kami melakukan coaching untuk memperdalam kemampuan Bahasa inggris, menambah informasi baru, berdiskusi2 guna memantapkan kegiatan kami disana. Coaching dilaksanakan selama 4 bulan.Menurut Informasi yang saya dapatkan dari para juri, kriteria penilaian untuk program ini adalah kemampuan berkomunikasi (public speaking), presentasi, kemauan keras dari peserta, hasil interview, penilaian prestasi akademik (hasil IPK) dan keaktifan mahasiswa yang bersangkutan dalam kegiatan-kegiatan serta organisasi kemahasiswaan di kampus. Kebetulan, saya sudah 2 tahun aktif dalam organisasi kampus. Pada Tahun 2014 yang lalu saya terpilih menjadi anggota Departemen Kesehatan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan tahun 2015 ini saya terpilih menjadi Ketua BEM STIKes Santo Borromeus, saya pun juga aktif mengikuti berbagai organisasi kepanitiaan setiap acara kampus.Perjalanan di sana tentu saya mengasyikkan, saya banyak bertemu dengan orang-orang penting dari Boromarajonani College of Nursing Surat Thani. Saya banyak belajar dari mereka. banyak hal baru juga yang saya alami. Saya juga sempat mengunjungi sebuah pasar malam disana. Saya mencoba makanan khas Thailand dan yang unik saya sempat memakan larva ulat goreng walaupun hanya satu dan itupun juga setengah hahaha, saya juga mengunjungi Temple tempat orang Buddha berdoa, disitu saya mencoba untuk berdoa mengikuti ibadah orang Buddha. Kegiatan lebih banyak dilakukan untuk diskusi dengan berbagai narasumber. Disana saya juga mengunjungi Surat Thani Hospital dan meninjau secara langsung mengenai kegiatan perawatan yang dilakukan oleh tim medis khususnya perawat di sana. Saya melihat di Rumah Sakit tersebut sangat padat dan ramai karena Rumah Sakit ini merupakan satu-satunya Rumah Sakit besar dan Rumah Sakit rujukan bagi daerah di sekitar Surat Thani Province. Disana saya juga mengunjungi Puskesmas/Health Promotion Centre (HPC). HPC di Indonesia dan HPC di Thailand cukup berbeda jauh. Di Thailand ini, mereka benar-benar menekankan tentang uapaya pencegahan dan pengobatan tingkat sederhana bagi pasien. Fasilitasnya pun cukup lengkap walaupun tidak selengkap di Rumah Sakit dan yang lebih baik pula di tempat ini tersedia juga pengobatan dengan menggunakan terapi tradisional Thailand. Kami juga sempat mengunjunga ThaChang Hospital dimana di tempat ini, kami belajar untuk mengolah suatu ramuan/jamu tradisional Thailand menjadi sebuah obat yang telah di akreditasi oleh pemerintah Thailand secara berkala dan dapat digunakan sebagai obat. Untuk sekedar informasi bahwa di ThaChang Hospital ini hanya khusus menangani pasien dengan obat-obat Tradisional. Kami juga mengunjungi suatu tempat rekreasi yakni kebun salak dan rambutan serta mengunjungi rumah yang dahulu sempat dihuni oleh Raja Thailand. Di Program tersebut pula, saya dipercaya untuk mempresentasikan mengenai Students Council di kampus saya di hadapan para Petinggi dan Students Council dari Boromarajonani College of Nursing Surat Thani karena kebetulan saya juga merupakan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Saya juga mengunjungi Gereja Katedral Katholik yang merupakan satu-satunya Gereja Katholik di Provinsi Surat Thani. Disni juga melihat bangunan arsitektur yang megah dengan sedikit sentuhan ornamen-ornamen Thailand. Disana saya juga sempat bertemu dengan Pastor Paroki sekaligus merangkap sebagai Uskup Agung Surat Thani. Di akhir program tepatnya pada hari jumat, kami mengadakan malam perpisahan dengan kami menunjukkan bakat kemampuan kami yaitu mempersembahkan tarian daerah yakni Tari Tani dan Peacock Dance dari Jawa Barat dan kami juga mengajak para mahasiswa dan dosen untuk bernyanyi dan bermain permainan rakyat Indonesia yakni Ampar-Ampar Pisang dan Cublak-Cublak Suweng. Selama di Thailand, saya selalu memperkenalkan budaya Sopan, Santun, Senyum, Salam, Sapa, Keramahan dan Budaya Gotong Royong Masyarakat Indonesia kepada mereka. Suatu kebanggaan karna saya dapat memperkenalkan dan membawa kebudayaan Indonesia di negara lain.Saat ini saya sedang berlibur di SOS karena liburan semester. Saya biasa mengerjakan tugas-tugas rumah sehari-hari, membantu pekerjaan ibu, dan mengajari adik yang belajar karena saat ini semua kaka dan adik saya sedang bersekolah/kuliah. Saya juga memiliki seekor anjing di rumah yang kami beri nama Brownie. Brownie merupakan anjing sekaligus keluarga kami karena Brownie selalu melindungi kami. Dia sudah bersama kami sejak masih bayi. Kami semua sangat sayang kepadanya.Banyak lagi impian/cita-cita lain yang belum tercapai, saya ingin meneruskan kuliah S2 hingga bahkan S3 Keperawatan di negara Inggris dan berkeliling Benua Eropa atau bahkan berkeliling dunia untuk belajar lebih banyak dan lebih dalam mengenai hidup dan setelahnya saya ingin kembali ke Indonesia untuk membangun negeri ini khususnya di bidang kesehatan. Saya ingin menjadi teladan bagi adik-adik di SOS Children’s Villages untuk berani bermimpi, berusaha, berdoa dan mewujudkan mimpi-mimpinya, jangan takut untuk mencoba, kalo gagal ya coba lagi. Hidup di sebuah yayasan yang bernama SOS Children’s Villages bukanlah suatu kekurangan yang akhirnya membuat kita untuk jadi berlarut2 dalam kesedihan atau membuat kita jadi tidak semangat dalam belajar melainkan tinggal di sebuah lembaga yang bernama SOS Children’s Villages merupakan suatu anugerah dari Tuhan dan suatu kelebihan kita karna saya sendiri pun sering bercerita kepada teman2 di kampus, dosen2 di kampus bahwa saya bangga menjadi anak SOS karna saya memiliki banyak sekali saudara2, banyak teman, banyak rumah dimana-mana, banyak orang tua (banyak ibu dan bapak) dan terutama banyak orang yang mengasihi dan mencintai saya serta membantu saya mewujudkan mimpi saya (sponsor). Saya mengucapkan terimakasih yang melimpah kepada SOS dan juga kepada seluruh sponsor dan donatur yang telah membantu memenuhi kebutuhan hidup saya, membantu saya untuk tetap bisa berangkat ke kampus hingga saya bisa kuliah di salah satu kampus terbaik di kota Bandung yakni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santo Borromeus yang sesuai dengan jurusan yang saya inginkan dan cita-citakan yakni menjadi Perawat yang professional. Tak banyak hal yang dapat saya lakukan untuk membalas semua kebaikan seluruh sponsor dan donatur, saya hanya mampu memberikan untaian doa yang saya panjatkan kepada Tuhan setiap hari untuk para sponsor dan donatur saya dan tentunya memberikan yang terbaik dalam belajar untuk nilai-nilai akademik, keaktifan berorganisasi dalam kampus dan prestasi-prestasi lainnya.
Tantangan kedepan, kita masyarakat Indonesia khususnya mahasiswa/i
keperawatan harus mampu untuk memberikan sumbangsih dan kontribusi yang lebih
nyata terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. STIKes Santo
Borromeus telah mengambil langkah yang baik dan langkah konkrit dengan
mengirimkan Putera/Puteri yang telah lolos seleksi program untuk belajar banyak
hal dan memberikan kesempatan bagi mahasiswa/i STIKes Santo Borromeus untuk
mengembangkan bakat dan potensi yang ada di dalam diri setiap mahasiswa agar
mampu menjadi lulusan yang memiliki rasa cinta dan kepedulian yang tinggi dalam
pelayanan kesehatan serta pemberi asuhan keperawatan secara holistik bagi
mereka yang membutuhkan bantuan. Kemudian, tantangan kedua ialah mengenai
kendala bahasa yang digunakan terutama bahasa Inggris sebagai bahasa pergaulan
internasional baik itu untuk mahasiswa/i STIKes Santo Borromeus maupun
mahasiswa/i dari Boromarajonani College
of Nursing Suratthani apalagi ditambah dengan adanya MEA (Masyarakat
Ekonomi Asia) dimana arus globalisasi dan tidak ada batasnya ruang lingkup
kerja dimana masyarakat Indonesia terutama mahasiswa/i nya harus mampu
meningkatkan kemampuan dalam berbahasa Inggris baik itu dalam segi listening, writing dan terlebih speaking sehingga mampu bersaing dengan
masyarakat ASEAN lainnya. Saya pikir, mahasiswa/i terutama dari STIKes Santo
Borromeus harus mulai mencintai, mau dan berani untuk berbicara dengan
menggunakan bahasa Inggris karena pada hakekatnya salah dalam mengucapkan
kalimat dalam bahasa Inggris adalah wajar mengingat bahasa ibu kita bukanlah
bahasa Inggris.
Harapan bagi perkembangan dunia
keperawatan antar kedua negara ialah terus mengalami perkembangan yang
progresif secara terus menerus meningkat dalam segala hal baik itu dalam
kualitas sumber daya tenaga kesehatan yang semakin paham betul akan kondisi
klien, semakin terampil, berwawasan luas dan peningkatan derajat kesehatan
masyarakat kedua negara meningkat akibat mutu dari kualitas dan kuantitas
sumber daya tenaga kesehatannya. Disamping itu, dunia keperawatan diharapkan semakin
berkembang dengan hadirnya berbagai teknologi alat kesehatan yang canggih yang
tentunya membantu perawat dalam melakukan asuhan keperawatan secara holistik
sehingga hasilnya nanti dapat di laporan ke dokter dan dokter pun dapat
menegakkan diagnosa dan memberikan treatment
yang tepat bagi pasien sehingga meningkatkan derajat serta kualitas hidup dari
pasien yang dirawat, itulah salah satu fungsi perawat yaitu sebagai advokat dan
mitra kerja dari dokter.
Harapan terakhir, kedua negara dan institusi dapat saling belajar dan bertukar
informasi mengenai perkembangan dunia keperawatan antar kedua negara lewat
pengalaman nyata yang dialami oleh para mahasiswa/inya yang terlibat dalam Student Exchange Programme. Kedua institusi ini baik STIKes Santo Borromeus
Padalarang dan Boromarajonani College of
Nursing Suratthani harus terus bahu membahu, bersinergi dan melakukan
kerjasama dengan membangun komunikasi yang semakin baik antar kedua institusi
sehingga kedepan diharapkan akan mampu menghasilkan para insan lulusan yang
berkualitas dan mampu berdidikasi tinggi terhadap kemajuan perkembangan dunia
keperawatan antar kedua negara.
1. Beberapa Foto Delegasi Indonesia dan Delegasi Thailand saat berada pada Fase Thailand
2. Beberapa Foto Delegasi Indonesia dan Delegasi Thailand saat berada pada Fase Indonesia
No comments:
Post a Comment