Thursday, July 7, 2016

Seleksi Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) DKI Jakarta Tahun 2016 untuk IKYEP 2016


KEGIATAN SELEKSI PERTUKARAN PEMUDA ANTAR NEGARA (PPAN)

INDONESIA – KOREA YOUTH EXCHANGE PROGRAMME (IKYEP)

PERWAKILAN PROVINSI DKI JAKARTA

TAHUN 2016

By: Andi Supriyanto – STIKes Santo Borromeus - SOS Children’s Village Jakarta




PPAN (Pertukaran Pemuda Antar Negara)


Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) merupakan program tahunan hasil kerja sama Pemerintah Republik Indonesia dengan negara-negara sahabat dan telah diadakan sejak tahun 1973. PPAN adalah salah satu program Pemerintah dalam mengembangkan generasi muda Indonesia untuk memperluas pengetahuan dan wawasan, sekaligus mempersiapkannya menghadapi tantangan global di masa mendatang. Program ini dikelola oleh Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora) Republik Indonesia. Program ini dilaksanakan pemerintah melalui Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga dengan mengirimkan duta muda terbaik Indonesia di berbagai program pertukaran. Skema pendanaan berbagai program pertukaran tersebut ditangani oleh Pemerintah Indonesia bersama dengan pemerintah negara-negara sahabat dan juga organisasi lain yang menjadi mitra program yang bersangkutan.

Di tingkat provinsi, pengelolaan administrasi program pertukaran tersebut secara resmi ditangani oleh Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda) masing-masing provinsi bekerja sama dengan mitra utamanya Purna Caraka Muda Indonesia (PCMI) sebagai organisasi perhimpunan alumni program pertukaran. Adapun tujuan dari program pertukaran pemuda antarnegara adalah sebagai berikut (Kemenpora, 2014) :

1.    Mempererat persahabatan dan kerja sama Pemuda Indonesia dengan Pemuda dari negara tujuan.

2.    Meningkatkan rasa saling pengertian diantara masyarakat khususnya generasi muda dengan negara tujuan.

3.    Menciptakan kader-kader pemimpin bangsa yang berwawasan internasional.

4.    Memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk lebih mengenal adat-istiadat , kesenian, dan budaya di negara tujuan, tukar-menukar pengalaman serta melakukan kegiatan bersama di negara lain akan menimbulkan saling pengertian , penghormatan  dan toleransi dikalangan generasi muda.

5.    Generasi muda diharapkan mampu menciptakan jaringan informasi, komunikasi dan bisnis.



PCMI (Purna Caraka Muda Indonesia)
Purna Caraka Muda Indonesia (PCMI) merupakan sebuah organisasi kepemudaan yang didirikan pada tahun 1977 oleh para alumni program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang dilaksanakan oleh pemerintah Republik Indonesia. Dalam kegiatannnya, PCMI dilaksanakan dalam beberapa level yaitu tingkat nasional dan tingkat provinsi. Untuk kegiatan di level nasional diserahkan ke panitia pusat di provinsi DKI Jakarta sedangkan kegiatan PCMI provinsi diserahkan ke PCMI di masing-masing provinsi di seluruh Indonesia.


Program - Program PPAN

  1. Indonesia – Canada Youth Exchange Programme (ICYEP)
    Indonesia-Canada Youth Exchange Program (ICYEP) merupakan program kerjasama antara kementerian Pemuda dan Olahraga dan Canada World Youth. Program ini sudah dimulai sejak tahun 1974 dengan melahirkan ribuan alumni yang berkarir di berbagai bidang baik di dalam maupun diluar negeri. Pogram ini bergerak dibidang community development dan cross culture understanding. Peserta yang terdiri dari gabungan pemuda Indonesia dan kanada berusia antara 18 sampai dengan 23 tahun akan berada di suatu daerah yang sudah ditetapkan untuk menjalankan program pengembangan masyarakat terutama dibidang lingkungan dan kesehatan. Program ini bermaksud untuk melahirkan pemuda-pemuda lokal yang mampu meneruskan program pengembangan masyarakat berkelanjutan. Youth leader in Action dan Youth leader initiative merupakan fokus program sehingga hasil akhir yang diinginkan berupa masyarakat yang mandiri itu terwujud.

  2. Australia - Indonesia Youth Exchange Programme (AIYEP)
    Australia-Indonesia Youth Exchange Program (AIYEP) adalah Program Pertukaran Pemuda Indonesia dan Australia. Program tahunan ini sudah berlangsung sejak 1981, dengan tujuan People to people contact dan Promoting cultural understanding. Pemuda yang berhak mengikuti Program ini adalah pemuda Indonesia yang sehat secara Rohani dan jasmani yang berumur 21 s/d 25 tahun. Didalam Program peserta akan menjalani  penempatan kerja (Work Placement) sesuai permintaan dan latar belakang pendidikan masing-masing, serta tinggal bersama keluarga angkat (Home Stay) selama 2 bulan di Australia dan kemudian dilanjutkan 2 bulan lagi di Indonesia. Bukan hanya itu, peserta juga diwajibkan untuk mengadakan penampilan seni budaya (Cultural Performance) disetiap minggunya pada sekolah-sekolah.

  3. Indonesia – China Youth Exchange Programme (IChYEP)
    Indonesia – China Youth Exchange Program (IChYEP) pertama kali diselenggarakan pada tahun 2011 atas kerjasama Kementrian Kepemudaan dan Olahraga Republik Indonesia dan All China Youth Federation. Program ini bertujuan untuk mempererat hubungan persahabatan dari kedua negara guna meningkatkan kualitas kerjasama di masa mendatang. Program ini berlangsung selama kurang lebih 14 hari, sekitar akhir Agustus hingga pertengahan Juli tiap tahunnya. Peserta dibagi menjadi 3 grup (masing-masing 33 peserta) and melakukan berbagai kegiatan seperti coutesy calls, cultural show, diskusi, social activity, dan mengunjungi beberapa UKM dan universitas di China.

  4. Indonesia – Korea Youth Exchange Programme (IKYEP)
    Indonesia – Korea Youth Exchange Program (IKYEP) adalah program pertukaran pemuda yang difasilitasi oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia dengan Ministry of Gender Equality and Family Republic of Korea (Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga Republik Korea). Memorandum of Understanding (MoU) di antara dua kementerian ditandatangani pada tahun 2009. Di mana pada tahun 2010, diselenggarakan untuk pertama kalinya pertukaran pemuda di antara kedua negara. Kegiatan PPIKor ini berlangsung dalam dua fase. Pertama adalah fase Korea. Kedua adalah fase Indonesia. Masing-masing fase berdurasi sepuluh hari. Aadapun yang menjadi kegiatan utamanya ialah, Courtesy Call, Kunjungan dan diskusi ke tempat-tempat kegiatan kepemudaan baik di Indonesia maupun di Korea, Homestay dan Cultural Performance.



  5. Indonesia – Malaysia Youth Exchange Programme (IMYEP)
    Pertukaran Pemuda Indonesia Malaysia telah dirintis sejak tahun 1970, merupakan wujud upaya nyata kedua negara dalam memperkokoh hubungan antara negara Indonesia dan Malaysia. Program ini diperuntukkan untuk pemuda-pemudi Indonesia yang siap secara fisik dan mental yang berusia 23-28 tahun. IMYEP berdurasikan 14 hari, yang mana terdiri dari fase Malaysia dan fase Indonesia. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi hometsay, workpalcement, courtesy call dan cultural performance.

  6. Asean Student Visit India (ASVI)

ASEAN Students Visit India (ASVI) merupakan program tahunan yang dilaksanakan dengan adanya kolaborasi antara Kementerian Luar Negeri India, Konfederasi Industri India (CII), dan Kementerian Pemuda dan Olahraga di negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia. Pada tahun 2015, sekitar 250 mahasiswa dan pemuda dari sepuluh negara ASEAN dari Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam diundang dalam program ini.

Dimulai pada tahun 2007, program ini bertujuan untuk mengajak pemuda dan mahasiswa dari Negara-negara ASEAN untuk mempelajari lebih lanjut tentang India modern dalam hal ekonomi, budaya, sejarah, kepemimpinan dan masalah-masalah akademis. Beberapa tahun belakangan Program ini juga berfokus pada membangun pemikiran agar kewirausahaan lebih menarik bagi pemuda, menekankan pada pertukaran bisnis dan akademis di sektor pengetahuan dan industri kreatif.

Tahun 2015 lalu, saat berkunjung ke kantor Kementrian Urusan Luar Negeri india, perwakilan dari pihak India menyampaikan bahwa program ASVI akan menjadi media yang sempurna untuk membangun pemahaman ekonomi dan budaya yang lebih besar antara kedua wilayah Asia yang dinamis. Dalam pelaksanaannya, program ini telah memperkaya pengetahuan peserta, memberikan mereka dengan wawasan baru tentang keragaman yang luas terhadap orang dan budaya India serta beberapa informasi mengenai bagaimana Negara India mengelola berbagai isu yang dimilikinya.

Program ASVI tahun 2015 sendiri pelaksanaannya terdiri dari 3 fase, yaitu fase Pre Departure Training (PDT) selama 3 hari, fase kunjungan ke India selama 10 hari serta fase Re-entry selama 2 hari. Perwakilan Indonesia dalam program ASVI adalah delegasi dari 25 provinsi di Indonesia sesuai dengan kuota yang diberikan.

Tiga hari para delegasi mendapatkan pelatihan di Jakarta sebelum keberangkatan, pelatihan tersebut meliputi kegiatan persiapan fisik dan mental, berbagai materi tentang character building dan leadership, kewirausahaan dan latihan untuk penampilan seni budaya. Selama berada di India, partisipan berkesempatan mengikuti banyak kegiatan dan mengunjungi banyak tempat meliputi institusi pendidikan, kenegaraan, pusat pemerintahan, bisnis dan industry kreatif serta tempat wisata & budaya bersejarah di 3 kota berbeda yaitu Hyderabad, New Delhi dan Agra yang memiliki keistimewaannya masing-masing. Selain itu juga terdapat kegiatan public discussion and presentation mengenai social entrepeneurship dan yang terakhir adalah kegiatan penampilan seni budaya.



  1. Ship for Southeast Asia and Japanese Youth Programme (SSEAYP)
    Ship for South East Asia and Japanese Youth Program (SSEAYP) merupakan program yang pertama sekali dirintis oleh para pendiri negara ASEAN (Asia tenggara) pada tahun 1974.  Di Indonesia, program ini dilaksanakan di bawah koordinasi Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga. Secara umum, program ini bertujuan untuk memperkuat jejaring (network) dan pemahaman antarbudaya yang saling menguntungkan (mutual understanding) di antara pemuda Asia Tenggara dan Jepang. Di samping itu, SSEAYP itu sendiri juga dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi pemuda serta memajukan kerjasama internasional melalui pelaksanaan berbagai kegiatan selama program.

Secara umum, kegiatan SSEAYP dibagi menjadi kegiatan di atas kapal (kegiatan selama kapal berlayar, dikenal dengan sebutan “On Board Activities”.  Tahun 1974-2008 kapal yang digunakan adalah M.S. Nippon Maru, sejak tahun 2009 menggunakan kapal M.S. Fuji Maru) dan kegiatan di darat (saat kapal berlabuh, dikenal dengan sebutan “Country Program”. Negara tujuan kapal berlabuh berubah setiap tahunnya. Biasanya terdiri dari Jepang dan 5 negara ASEAN).




Pengalaman Mengikuti Seleksi PPAN 2016 untuk Perwakilan Provinsi DKI Jakarta

            Mengikuti kegiatan PPAN dan menjadi duta bangsa merupakan salah satu impian saya. Suatu kebanggan dalam diri jika mampu menjadi duta bangsa dan memperkenalkan kearifan budaya Indonesia kepada masyarakat dunia. Pengalaman mengikuti Student Exchange to Boromarajonani College of Nursing in Surat Thani, Thailand sebagai perwakilan dari Mahasiswa/i STIKes Santo Borromeus pada bulan juli tahun 2015 silam tidak membuat saya berpuas diri. Saya harus mampu untuk terus belajar dan mengembangkan diri serta potensi yang ada didalam diri saya sebagai manusia yang memiliki akal & budi agar kelak dapat meraih segala impian dan cita-cita saya dan yang pasti dapat menjadi manusia berguna bagi orang di sekitar saya. Sadar akan dukungan banyak pihak seperti dukungan dari keluarga, Ibu Supri, SOS Children’s Village Indonesia, para donatur serta teman-teman akhirnya saya memberanikan diri untuk mengikuti seleksi yang diadakan oleh Alumni PPAN yakni PCMI.  Sebenarnya, saya telah mempersiapkan diri, mental spiritual, dokumen serta mencoba untuk mengetahui lebih dalam mengenai program ini sejak tahun 2014 namun saya baru berani untuk mengambil langkah dalam mengikuti seleksi ini pada tahun 2016. Saya harus mengikuti seleksi PPAN karena dalam satu persyaratan dituliskan bahwa pemuda yang mengikuti kegiatan PPAN harus mengikuti seleksi sesuai dengan keterangan provinsi yang tertera dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan saya merupakan warga negara yang ber-KTP Provinsi DKI Jakarta, untuk itu saya harus melakuakan seleksi di provinsi asal dan sesuai KTP saya yakni Provinsi DKI Jakarta.
            Setelah mengumpulkan segala berkas-berkas syarat administrasi, termasuk sertifikat TOEFL yang saya punya dimana saya mencoba untuk mengikuti tes TOEFL dengan menggunakan uang tabungan saya sendiri akhirnya saya mengirimkan semua berkas-berkas dokumentasi tersebut ke Kantor Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi DKI Jakarta.
             Tibalah pengumuman bagi peserta yang lolos seleksi berkas. Puji Tuhan, nama saya ada didalamnya. Saya lolos seleksi administrasi berkas, kemudian saya dipanggil untuk mengikuti seleksi tertulis pada hari Sabtu, 30 April 2016 dimana saya yang kuliah di Padalarang, Bandung Barat harus kembali ke Jakarta tepatnya ke Gedung Sertifikasi Dosen UNJ. Setelahnya pun saya ikut melakukan proses ceremony pembukaan seleksi PPAN Provinsi DKI Jakarta bersama para pejabat dari Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi DKI Jakarta dan para pejabat dari Kementerian Pemuda dan Olahraga serta para kakak-kakak alumni PPAN yang terlibat dalam Organisasi PCMI (Purna Caraka Muda Indonesia) Provinsi DKI Jakarta. Setelah mengikuti serangkaian ceremony kemudian berlanjut dengan acara inti yakni seleksi tertulis dimana dalam seleksi ini akan dibagi menjadi 5 bagian yakni Seleksi tertulis untuk pengetahuan mengenai Jakarta dan Betawi, Bahasa Inggris, Pengetahuan umum dan Indonesia, Pengetahuan mengenai Program masing-masing dan yang terakhir ialah Youth Diplomacy. Dalam seleksi ini, saya langsung memilih program IKYEP (Indonesia – Korea Youth Exchange Programme) sebagai pilihan I dan program ASVI (Asean Student Visit India) sebagai pilihan ke II karena menurut saya kegiatan yang dilakukan dalam program tersebut sangatlah seru dan bermanfaat lagipula durasi program sangatlah pendek sehingga tidak akan mengganggu kegiatan perkuliahan saya karena sebelumnya saya juga sudah melakukan diskusi bersama Dosen Pembimbing Akademik di STIKes Santo Borromeus, saya juga ingin belajar dari budaya yang ada di negara mereka. Setelah melalui serangkaian seleksi tertulis yang cukup panjang dan melelahkan, di akhir hari kami mengikuti tes FGD (Focus Group Discussion) mengenai program dan negara tujuan bersama dengan alumni program tersebut
            Tepat ketika pukul 19.30, seluruh rangkaian acara seleksi tertulis pun berakhir. Rasa lelah tentu ada namun kami semua para peserta sangat antusias dan semangat menjadi setiap tes pada hari itu. Dalam mengikuti kegiatan PPAN ini pun saya semakin banyak mendapatkan teman-teman khususnya dari seluruh penjuru Provinsi DKI Jakarta dan tentunya saya mendapatkan link/channel. Saya juga belajar banyak sekali hal baru dan mendapatkan ilmu-ilmu mengenai kehidupan. Semua ini saya lakukan demi bekal bagi diri saya dalam mempersiapkan masa depan yang semakin penuh dengan tantangan akibat arus globalisasi sehingga menuntut kualitas Sumber Daya Manusia yang memiliki potensi dan kompetensi yang baik dan mampu untuk mengembangkannya. Saya merasa bahwa ilmu mengenai kehidupan yang selama ini selalu diajarkan oleh Ibu saya di rumah serta keluarga besar SOS Children’s Villages Indonesia tidaklah cukup, saya harus mampu keluar dari zona nyaman saya dan mengembangkan potensi yang ada dalam diri saya sehingga saya mampu menjadi pribadi yang terus bertumbuh dan berkembang karena proses belajar dalam hidup harus senantiasa dilaksanakan secara terus menerus tanpa mengenal batas usia dan waktu
              Keesokan harinya pun yakni hari Minggu, 1 Mei 2016 pada pukul 12.00 WIB tibalah hari dimana akan di umumkan mengenai siapa-siapa saja kandidat yang lolos seleksi administrasi dan lolos seleksi tertulis untuk mengikuti tahapan seleksi berikutnya yakni seleksi final. Rasa deg-degan pasti ada, namun saya percaya saya telah melakukan semua tahapan seleksi sebaik mungkin dan selalu mencoba untuk memberikan yang terbaik dalam setiap sesi. Puji Tuhan, ternyata nama saya kembali ada dalam daftar nama yang lulus seleksi administrasi dan lulus seleksi tertulis, rasa senangpun ada namun kami kembali harus kembali memberikan yang terbaik dalam seleksi final pada tanggal 7 mei.
              Dalam seleksi final, akan dibagi dalam 2 sesi yakni sesi wawancara dan sesi pertunjukan ketrampilan/bakat dalam kesenian khususnya kesenian Jakarta karena kami merupakan calon duta muda yang akan mewakili provinsi DKI Jakarta. Kami diberi waktu 1 minggu untuk mempersiapkan diri dan pertunjukan kesenian apa yang akan ditampilkan dalam seleksi final. Sebelumnya kami belum dikasih tau secara pasti apa saja materi seleksi wawancara namun pada hari H kami baru diberitahu oleh panitia bahwa materi seleksi wawancara ialah Bahasa Inggris, Psikologi, Youth Diplomacy, wawancara dengan alumni, serta presentasi mengenai proposal Post Programme Activity (PPA) yang kami buat pada awal pendaftaran.
              Dalam setiap seleksi pun saya mencoba untuk terus memberikan yang terbaik dalam setiap materi karena hal inilah yang akan menentukan langkah saya selanjutnya. Dalam berbagai kesempatan juga baik di hadapan dewan juri maupun teman-teman, saya mencoba untuk bercerita mengenai kehidupan saya yang sangat bahagia di sebuah lembaga pengasuhan anak berbasis keluarga yang bernama SOS Children’s Village. Saya coba memaparkan apa itu SOS Children’s Village dan perannya terhadap anak-anak. Dalam penampilan kesenian, saya menampilkan salam takzim yang merupakan salam pembuka dalam adat betawi, menyanyi lagu ondel-ondel, menari tari nandak betawi dan mempersembahkan beberapa pantun yang merupakan ciri khas penduduk betawi. Saya mempelajari hal tersebut secara otodidak namun untuk tarian nandak betawi saya di ajari oleh salah satu teman saya di lingkungan kampus STIKes Santo Borromeus karena kebetulan waktu itu masih dalam kegiatan pembelajaran di kampus STIKes Santo Borromeus sehingga waktu luang yang ada saya gunakan untuk latihan-latihan guna pemantapan penampilan pada hari H. Selama 1 minggu itu saya berlatih cukup giat, membagi waktu secara cermat antara belajar, mengerjakan tugas dan berlatih kesenian kemudian di hari jumat sorenya saya harus kembali ke Jakarta untuk mengikuti tahap seleksi final.
            Hari itu sungguh merupakan hari yang melelahkan karena dari sejak pagi kami semua sudah berkumpul di DISORDA (Dinas Olahraga dan Pemuda) Provinsi DKI Jakarta di Jatinegara. Kami semuapun harus menunggu hasil seleksi keputusan dari panitia dan alumni PCMI DKI Jakarta hingga larut malam sehingga pada waktu itu saya tiba di rumah SOS Children’s Village Cibubur tepat jam 00.00 WIB.
           Setelah melalui serangkaian seleksi final yang begitu panjang dan melelahkan, kami pun dikumpulkan dalam suatu ruangan rapat para pejabat DISORDA untuk diberikan pengumuman siapa-siapa sajakah 4 besar finalis setiap program (1 finalis sebagai pemenang utama dan 3 finalis lain sebagai cadangan) dan ke 6 finalis pemenang utama yang akan mewakili provinsi DKI Jakarta dalam PPAN bersama dengan finalis utusan dari provinsi lain di Indonesia. Puji Tuhan untuk program IKYEP yang saya minati, saya berada di urutan ke 3 yakni sebagai cadangan ke 2 mengalahkan ke 10 calon lain dalam program IKYEP. Walaupun kecewa karena bukan menjadi pemenang utama yang akan mewakili provinsi DKI Jakarta untuk berangkat ke Korea Selatan namun setidaknya saya sudah menjadi pemenang dalam diri saya. Saya berusaha untuk mengalahkan rasa takut, cemas dan rasa lelah saya bolak-balik Jakarta-Bandung demi kegiatan ini dan tentunya saya sudah mencoba untuk berani keluar dari zona nyaman saya dan menghadapi tantangan.
            Setelah pengumuan tersebut, sesuai dengan kesepakatan para finalis di awal kegiatan bahwa nantinya ke 4 besar finalis setiap programnya WAJIB mengikuti program Pre Departure Training untuk memantapkan ilmu serta kemampuan para finalis provinsi DKI Jakarta serta sebagai cadangan/pengganti bila sang pemenang utama dari provinsi DKI Jakarta tidak dapat menjalankan programnya ataupun mengganti finalis dari provinsi lain bila berhalangan dan juga sebagai sarana informasi bahwa akan dibuka jalur seleksi nasional secara online dalam program IChYEP berkuota 20 orang. Program Pre Departure Training ini mendatangkan beberapa ahli/pejabat/pakar di bidangnya yang diminta oleh para alumni untuk memberikan materi seputar Youth Diplomacy, Cultural Performance, SOGIE & Seksualitas lintas kultur, Komunikasi lintas budaya, pembangunan kelautan dan perikanan yang merupakan kedaulatan NKRI, Organizing a Stage Performance, Organisasi PCMI, Homestay di perumahan warga, dll dimana hal ini akan sangat berguna untuk memantapkan setiap finalis siapapun dia yang akan mewakili Provinsi DKI Jakarta dan Indonesia ke negara tujuan masing-masing. Program Pre Departure Training sendiri dilaksanakan di kantor DISORDA Provinsi DKI Jakarta di Jatinegara. Program Pre Departure Training inilah yang pada akhirnya membuat saya harus bolak-balik Jakarta-Bandung setiap jumat sore hingga minggu terhitung sejak bulan Mei 2016 hingga Juni 2016 karena pada rentang waktu tersebut, kegiatan belajar mengajar di kampus masih saya jalani (belum liburan) sehingga diperlukan biaya transportasi kendaraan yang selama ini saya pakai. Kegiatan Pre Departure Training akan berakhir di bulan agustus dimana kegiatan terakhir ialah pertunjukan kesenian yang dibuka secara umum di akhir agustus untung saja di bulan Juli sampai Agustus nanti kegiatan belajar mengajar yang saya jalani di kampus sudah libur.


Penutup
       Sebagai pribadi yang “haus” akan pengembangan diri dan potensi, merupakan suatu kebanggaan dalam diri saya karena bisa mengikuti seleksi PPAN Provinsi DKI Jakarta untuk mencoba hal-hal baru, mengembangkan diri dan mencoba keluar dari zona nyaman. Suatu seleksi yang sangat ketat dan terbilang cukup sulit dari seleksi program Student Exchange to Thailand yang saya ikuti dari kampus dan program-program pertukaran pelajar lainnya apalagi ditambah stigma dalam organisasi bahwa Organisasi bahwa delegasi PPAN yang berasal dari Provinsi DKI Jakarta merupakan salah satu kandidat yang biasanya menjadi mentor/Youth Leader pada tingkat nasional dan selalu menjadi kandidat yang “ditunggu-tunggu” oleh finalis PPAN dari provinsi lain di Indonesia karena seperti yang kita ketahui bahwa provinsi DKI Jakarta merupakan Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dimana merupakan etalase nya Indonesia sekaligus sebagai pusat kebudayaan, perkembangan dan kemajuan teknologi, pusat perekonomian dan perdagangan dan tentunya sebagai pusat pemerintahan. 
     Dari serangkaian program PPAN, saya belajar banyak sekali hal yang bagi saya akan sangat berguna bagi perkembangan diri saya kedepan. Saya menemukan banyak hal yang tidak terduga dalam program ini dan sekaligus sebagai tempat untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas diri sebagai manusia yang akan terus berkembang dan belajar tanpa mengenal batas usia dan waktu. Dari program ini, saya menemukan banyak hal baru dan keluarga baru, membuka link, dapat mengembangan segala potensi dalam diri saya, belajar lebih berdemokrasi, berani menghadapi tantangan dan keluar dari zona nyaman, saya belajar untuk lebih mengenal kehidupan secara mengglobal, disana saya juga bertemu dengan para alumni program PPAN sejak tahun 1977 yang telah sukses dan berkarya bagi negara dalam berbagai bidang, saya juga dipertemukan dengan banyak finalis dari berbagai latar belakang pendidikan/pekerjaan yang membuat saya semakin lebih dewasa dalam pola pikir dan tindakan saya karena saya percaya bahwa lingkungan yang baik juga menentukan keberhasilan serta pendewasaan dalam diri seseorang yang akan menuntun mereka kepada sebuah kesuksesan.







Foto-Foto Kegiatan Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016
1. Seleksi PPAN





                                                                                    




















2. Program Pre Departure Training Tingkat Provinsi DKI Jakarta bagi ke 4 besar finalis masing-masing program PPAN 2016 (ICYEP, AIYEP, IChYEP, IKYEP, IMYEP, ASVI dan SSEAYP)























No comments: